Kota Yang Istimewa

28 Juni 2016 pertama kalinya aku menginjakkan kakiku di Kota Istimewa sebagai mahasiswa di Kota ini. Rasa senang, sedih, haru yanh aku rasakan di kala itu. Senang karena aku bisa menjadi mahasiswa UGM, sedih karena harus jadi anak rantau yang jauh dengan keluarga. Tapi tak apa, ini semua sudah keputusanku. Hari demi hari aku lewati, kenal dengan berbagai teman dengan later belakang yang berbeda-beda membuatku semakin nyaman di Kota Istimewa ditambah dengan nuansa kental nya Yogya dan unggah ungguh warga Yogya yang begitu sopan dan ramah. Teman pertamaku di Yogya yaitu Bagas.. yeah, dia yang mengenalkan Yogya ke aku. Rasa suka duka menjadi mahasiswa semester awal ku ceritain ke dia. Dia selalu mencoba membawa suasana nyelow, ojo sepaneng, jalanin nikmatin. Ya kata-kata itu yg selalu dilontarkan darinya. Tak hanya Bagas, aku pun memiliki sahabat 1 kampus denganku. Dia adalah Hanifa, Indri, Riztky, Uswatun kita menyebutnya istri able.. entah kepikiran apa jadi kita kasih julukan aja ke komplotan kami dg sebutan itu. Ya semoga aja istri able beneran dah wkwkw
Semester 1 aku awalnya hanya dekat dengan Indri dan Hanifa karena kita 1 kelas, tapi semester 2 nambah lah 2 pasukan. Kita saling support dalam segala hal. Entah kuliah, asmara, dll nya. Dipertengahan semester 2 aku mulai jauh dari sahabat-sahabatku karena hadirnya sosok laki-laki yg selalu ada kala itu. Tapi bukan berarti aku menjauh dan ga peduli dg sahabat-sahabatku. Hanya saja waktuku lebih banyak untuk doi. Dia juga yang kenalkan aku berbagai tempat makan n main di Yogya. Hari-hari kita lewati bersama, selagi ada waktu luang pasti kita main. Disela-sela kesibukannya skripsi dan aku dengan tugas kuliahku walau hanya sekedar makan malam pasti kita bareng. Support satu sama lain selalu kita lakuin. Begadang bareng udah biasa buat kita. Tak lama dia selesaikan skripsi nya, akhirya tiba dimana dia harus menerima sebutan sebagai alumni dari kampus nya. Ya, dia wisuda. Saat itupun aku dan dia mulai berpikir "Kita LDRan" oke fine ga masalah karena memang sudah semestinya. But, cukup lama di doi nyari kerja. Ketika ada pembukaan CPNS langsung tancap gas, berbagai persiapan dari dokumen dan tes dipersiapkan. Dia memutuskan untuk ambil CPNS di luar jawa. Oke fix kalo lolos bakal LDR beneran. Terbukti lah dia alhamdulillah lolos dan kita menjalin LDR. Namanya pasangan LDR ya tau sendiri hanya bergantung pada komunikasi, kepercayaan aja. Btw ini aku udh menginjak semester 4 ya.. Ya tugas ku mulai banyak, kuliahku udah mulai memusingkan dia udah mulai kerja. Sibuk masing-masing dan nuansa chat pun mulai berbeda. Tibalah pada suatu hari di bulan April, seneng sedih gimana lah. Bisa lewatin bareng-bareng selama setahun. Selama LDR ya istri able yg nemenin kemana-kemana. Mereka emang the best 👌
Setelah anniversary, si doi pun terus terang dg apa yang dirasakan selama disana. Dan ternyata eh ternyata ada sosok pengganti ku. Nyes.. 
Tugas lagi banyak-banyaknya, UAS hitungan hari, doi punya penggantiku. Mantap jiwa berbagai rasa muncul di bulan yg sama. Munculah istri able sebagai penguatku. Mereka yang bener-bener stay sama aku selama down, mereka yang bener-bener cuap-cuapin aku buat cepet bangkit. Peran keluarga pun ikut andil. Aku tak ingin berlarut dalam masalah itu, ya anggaplah saja ini peringatan dari Tuhan agar aku semakin dekat denganNya. Tapi seiring berjalan nya waktu semua kembali membaik. Aku dengan rutinitas ku yang baru dengan sahabat-sahabatku dan dia entah ku tak tau. Yakali aku monitorin. Wkwkwk
Benar kata orang Yogyakarta itu istimewa, emang sangat istimewa. Disini aku mengenal cinta, arti sahabat, dan mengenal betapa sakitnya cinta. Di Yogya lah aku sadar berharap pada manusia itu menyakitkan. Di kota istimewa aku mengerti dan paham gimana Allah menyadarkan hambaNya dan menunjukkan kasih sayangNya. 

Big thanks for Istri able and my family.

Yogyakarta Istimewa

Perjalanan lebaran Jogja - Buntu, 9 Juni 2018

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog