Awal Kehidupan

24 Agustus 2019 aku diwisuda dari UGM. Resmi aku menyandang sebagai kagama. Berat memang ketika nama itu ku emban. Hampir semua orang akan terkagum ketika mendengar lulusan UGM. Padahal yg aku rasa biasa saja, yg ada berat. Nama tersebut dibesarkan Oleh orang-orang yg memang cerdas. Sedangkan aku? Hanya manusia beruntung dan otak pas-pasan. Euforia kala itu sangat indah. Semua merasakan kebahagian karena telah selesai tanggung jawab terhadap orang tua dalam hal pendidikan.
Usai wisuda di Balairung

Rasa bahagia terlihat dari kedua orang tuaku kala itu. Tetapi, selepas aku meninggalkan kampus ini aku langsung berpikir "mau bagaimana aku esok?"ya itu selalu terlintas. Usahaku yg mulai jalan sangat menjadi pertimbanganku untuk melangkah kedunia kerja. Mencoba melamar kerja di kota istimewa ini sana sini bermodal ijazahku alhamdulillah begitu banyak panggilan dan aku lolos hingga tanda tangan kontrak. But, tak lama aku mejalani dunia kerja. Aku merasakan tidak nyaman di tempat kerjaku. Aku akhirnya memutuskan usaha. Ya usaha yg masih sangat kecil ini. Aku berjuang menghidupi ku di tanah rantau. Bermodal nekad & doa yg selalu aku panjatkan alhamdulillah aku mampu hidup dari hasil uang tersebut. Walau sedikit aku selalu syukuri. Tak pernah puas manusia dg apa yg didapat. Kepuasan tersebut hanya ada dalam hati yg selalu berusaha bersyukur dg apa yg dimiliki. Tidak semulus apa yang dibayangkan aku untuk memperjuangkan usahaku tetap jalan. Begitu banyak lika liku  hingga aku mengalami setres. Tapi hanya Tuhan yang selalu menyadarkan ku kembali. Aku percaya Tuhan selalu memegang dan menuntunku disituasi apapun. Sering kali aku ingin menyerah, tapi visiku untuk menjadi pengusaha yang selalu membuatku bangkit lagi. Support dari teman dekat yang luar biasa sangat penting untuk mengobati mentalku. Dan hingga detik ini aku masih berjuang di usahaku dan tidak melamar kerja lagi dimanapun. Doakan aku kuat menghadapi semua nya ya ;))


Malam yang sunyi - 1 Juni 2020

Comments

Popular posts from this blog